1. Identifikasi Penyakit yang disebabkan oleh virus pada saluran pernafasan ditandai dengan demam dan disertai satu atau lebih reaksi sistemik, seperti menggigil/kedinginan, sakit kepala, malaise, dan anoreksi; kadang-kadang pada anak-anak ada gangguan gastrointestinal. Tanda-tanda lokal juga terjadi di berbagai lokasi pada saluran pernafasan; bisa hanya satu gejala atau kombinasi, seperti rhinitis, faringitis atau tonsillitis, laringitis, laringotrakeitis, bronkitis, bronkiolitis, pneumonitis atau pneumonia. Mungkin juga terjadi konjungtivitis. Gejala-gejala dan tanda-tanda klinis biasanya berkurang sesudah 2-5 hari tanpa komplikasi; namun Bagaimanapun, bisa terjadi komplikasi sinusitis bakteriil, otitis media atau yang jarang sekali terjadi yaitu pneumonia yang disebabkan oleh bakteri. Jumlah sel darah putih dan flora bakteri pada saluran pernafasan dalam batas normal, kecuali jika terjadi komplikasi. Pada bayi, akan sulit membedakannya dengan pneumonia, sepsis dan meningitis. Diagnosa spesifik ditegakkan dengan isolasi etiologi penyakit dari sekret saluran pernafasan yang ditanam pada kultur sel yang tepat atau pada kultur organ. Diagnosa juga ditegakkan dengan melakukan identifikasi dari antigen virus pada sel nasofaring dengan tes FA, ELISA dan RIA, dan atau adanya kenaikan titer antibodi dari pasangan sera. 2. Penyebab Penyakit Virus parainfluenza tipe 1, 2, 3 dan jarang tipe 4; virus saluran pernafasan sinsitial (respiratory Syncytial Virus, RSV); adenovirus, terutama tipe 1-5, 7, 14 dan 21; rhinovirus, coronavirus tertentu; coxsackievirus grup A dan B tipe tertentu dan echovirus diperkirakan sebagai penyebab dari penyakit-penyakit demam saluran pernafasan akut. Virus influenza (lihat Influenza) dapat memberikan gambaran klinis yang sama, terutama pada anak-anak. Beberapa jenis virus ini mempunyai tendensi lebih besar menyebabkan penyakit yang lebih parah; yang lainnya mempunyai predileksi menyerang kelompok umur tertentu. RSV, sebagai virus penyebab penyakit saluran pernafasan utama pada bayi, insidensi penyakit ini paling tinggi pada bayi sampai usia 2 tahun; ia juga merupakan etiologi utama dari bronkiolitis dan menyebabkan pneumonia, croup, bronkitis, otitis media dan penyakit-penyakit demam saluran pernafasan atas. Virus pada influenza diketahui sebagai penyebab utama dari croup dan dapat juga menyebabkan bronkitis, pneumonia, bronkiolitis dan penyakit-penyakit demam saluran pernafasan pada anak-anak. RSV dan virus parainfluenza bisa menyebabkan penyakit yang memberikan gejala pada orang dewasa, terutama orang tua dan orang-orang dengan debilitas. Adenovirus sebagai penyebab berbagai bentuk penyakit saluran pernafasan; tipe 4, 7 dan 21 adalah penyebab umum dari penyakit saluran pernafasan akut pada calon prajurit yang tidak diimunisasi; pada bayi, adenovirus adalah penyebab penyakit paling agresif yang dapat menyebabkan kematian yang signifikan. 3. Distribusi Penyakit Tersebar di seluruh dunia. Penyakit ini muncul dengan pola musiman di daerah beriklim sedang, dengan insidensi tertinggi pada musim gugur dan musim salju, terkadang juga pada musim semi. Di daerah tropis, infeksi saluran pernafasan lebih sering terjadi pada musim dingin dan basah. Pada masyarakat dengan jumlah penduduk besar, beberapa jenis virus muncul menyebabkan penyakit secara konstan, biasanya dengan sedikit pola musiman (misalnya: adenovirus tipe 1); yang lainnya cenderung muncul sebagai KLB yang jelas (misalnya RSV). Insidensi tahunan biasanya tinggi, terutama pada bayi dan anak-anak, dengan 2-6 episode tiap anak per tahun dan tergantung dari jumlah mereka yang rentan dan virulensi dari penyebab penyakit. Selama musim gugur, musim salju dan musim semi, angka serangan (attack rate) untuk anak-anak prasekolah kira-kira 2% per minggu, bandingkan dengan 1% per minggu untuk anak-anak usia sekolah dan 0,5% pada orang dewasa. Dalam keadaan lingkungan dan kondisi hospes tertentu, infeksi oleh virus bisa menyerang setengah dari jumlah penduduk dalam waktu beberapa minggu (misalnya KLB adenovirus tipe 4 atau 7 yang terjadi pada calon prajurit). Di AS, 2/3 dari semua bayi akan terinfeksi RSV dalam waktu 12 bulan, 1/3 dari mereka akan berkembang menjadi penyakit saluran pernafasan bagian bawah. Dari keseluruhan bayi yang terinfeksi RSV ini, 2,5% akan dirawat di rumah sakit dan 1/1.000 bayi akan meninggal.
huZnuLhotimAh
Kamis, 26 Mei 2011
Penyakit Saluran Pernafasan Akut dengan Demam
Penyakit Darah Tinggi atau Hipertensi, adalah salah satu jenis penyakit pembunuh paling dahsyat di Dunia saat ini.
Usia merupakan salah satu faktor resiko hipertensi. Lebih banyak dijumpai bahwa penderita penyakit tekanan darah tinggi atau hipertensi pada usia senja. Tekanan darah adalah menunjukkan keadaan di mana tekanan yang dikenakan oleh darah pada pembuluh arteri ketika darah dipompa oleh jantung ke seluruh anggota tubuh. Tekanan darah dapat dilihat dengan mengambil dua ukuran dan biasanya ditunjukkan dengan angka misalnya 120 / 80 mmHg. Angka 120 menunjukkan tekanan pada pembuluh arteri ketika jantung berkontraksi. Disebut dengan tekanan sistolik. Angka 80 menunjukkan tekanan ketika jantung sedang berelaksasi. Disebut dengan tekanan diastolik. Sikap yang paling baik untuk mengukur tekanan darah adalah dalam keadaan duduk atau berbaring.
Tekanan darah tinggi (hipertensi) menyebabkan meningkatnya resiko terhadap stroke, gagal jantung, serangan jantung dan kerusakan ginjal. Tanpa melihat usia atau jenis kelamin, semua orang bisa terkena penyakit jantung dan biasanya tanpa ada gejala-gejala sebelumnya. Tekanan darah dalam kehidupan seseorang bervariasi secara alami bayi dan anak-anak secara normal memiliki tekanan darah yang jauh lebih rendah daripada dewasa. Tekanan darah juga dipengaruhi oleh aktifitas fisik, di mana akan lebih tinggi pada saat melakukan aktivitas dan lebih rendah ketika beristirahat. Tekanan darah dalam satu hari juga berbeda, paling tinggi di waktu pagi hari dan paling rendah pada saat tidur di malam hari.
1. Gejala ringan seperti pusing atau sakit kepala
2. Sering gelisah
3. Wajah merah
4. Tengkuk terasa pegal
5. Mudah marah
6. Telinga berdengung
7. Sukar tidur
8. Sesak nafas
9. Rasa berat di tengkuk
10. Mudah lelah
11. Mata berkunang-kunang
12. Mimisan (keluar darah dari hidung)
Hipertensi dapat diketahui dengan mengukur tekanan darah secara teratur. Penderita hipertensi, apabila tidak ditangani dengan baik, akan mempunyai resiko besar untuk meninggal karena komplikasi kardiovaskular seperti stroke, serangan jantung, gagal jantung, dan gagal ginjal, target kerusakan akibat hipertensi antara lain:
* Otak: menyebabkan stroke
* Mata: menyebabkan retinopati hipertensi dan dapat menimbulkan kebutaan
* Jantung: menyebabkan penyakit jantung koroner (termasuk infark kantung), gagal jantung
* Ginjal: menyebabkan penyakit ginjal kronik, gagal ginjal terminal
Faktor resiko terjadinya hipertensi, adalah antara lain:
Adanya peningkatan volume cairan tubuh dan tekanan darah yang akan diikuti oleh peningkatan pengeluaran kelebihan zat garam sehingga kembali pada keadaan yang normal. Pada hipertensi essensial kondisi inilah yang terganggu. Pola makan dan aktivitas yang tak seimbang juga memiliki kontribusi yang besar penyebab hipertensi. Kebiasaan merokok, minum minuman beralkohol dan kurang olahraga dapat pula mempengaruhi peningkatan tekanan darah.
Berat badan berlebih apalagi penderita obesitas akan mengalami tekanan darah yang lebih tinggi dibanding dengan mereka yang mempunyai berat badan normal. Peningkatan tekanan darah ini ditemukan sepanjang hari, termasuk juga di malam hari. Apalagi ditambah, tekanan darah selama malam hari sama tingginya dengan di siang hari pada mereka yang mempunyai berat badan berlebih hingga kegemukan. Seharusnya, di malam hari, tekanan darah mengalami penurunan, bilatekanan darah tetap tinggi, keadaan ini dapat menyebabkan gangguan pada jantung.
Hipertensi dapat dikelompokkan dalam dua kategori besar, yaitu primer dan sekunder. Hipertensi primer artinya hipertensi yang belum diketahui penyebabnya dengan jelas. Golongan kedua adalah hipertensi semunder yang penyebabnya boleh dikatakan telah pasti, misalnya ginjal yang tidak berfungsi, pemakaian kontrasepsi oral, dan terganggunya keseimbangan hormon yang merupakan faktor pengatur tekanan darah.
1. Diet rendah garam, kolesterol, dan lemak jenuh. Mengurangi asupan garam ke dalam tubuh. Harus memperhatikan kebiasaan makan penderita hipertensi. Pengurangan asupan garam secara drastis akan sulit dilaksanakan, jadi sebaiknya dilakukan secara bertahap dan tidak dipakai sebagai pengobatan tunggal.
2. Behenti merokok dan alkohol
3. Latihan fisik secara teratur
4. Menghindari stres. Buatlah suasana yang menenangkan dan lakukan relaksasi-relaksasi rutin setiap hari. Hal ini penting untuk memberi efek ketenangan yang dapat mengontrol sistem saraf sehingga dapat menurunkan tekanan darah.
5. Memperbaiki gaya hidup yang kurang sehat. Penting melakukan olahraga seperti senam aerobik atau jalan cepat sekitar 30 menit sebanyak beberapa kali dalam sepekan.
Prinsip utama dalam melakukan pola makan sehat adalah gizi seimbang, di mana mengkonsumsi beragam makanan yang seimbang yaitu:
* Sumber karbohidrat: biji-bijian.
* Sumber protein hewani: ikan, unggas, daging putih, putih telur, susu rendah/bebas lemak.
* Sumber protein nabati: kacang-kacangan dan polong-polongan serta hasil olahannya.
* Sumber vitamin dan mineral: sayur dan buah-buahan segar.
Pola makan sehat bertujuan untuk menurunkan dan mempertahankan berat badan ideal, sehingga dianjurkan untuk menyeimbangkan asupan kalori dengan kebutuhan energi total dengan membatasi konsumsi makanan yang mengandung kalori tinggi dan atau makanan yang kandungan gula dan lemaknya tinggi. Di samping itu, agar melakukan aktifitas fisik yang cukup untuk mencapai kebugaran jasmani yang baik.
Tekanan darah tinggi (hipertensi) menyebabkan meningkatnya resiko terhadap stroke, gagal jantung, serangan jantung dan kerusakan ginjal. Tanpa melihat usia atau jenis kelamin, semua orang bisa terkena penyakit jantung dan biasanya tanpa ada gejala-gejala sebelumnya. Tekanan darah dalam kehidupan seseorang bervariasi secara alami bayi dan anak-anak secara normal memiliki tekanan darah yang jauh lebih rendah daripada dewasa. Tekanan darah juga dipengaruhi oleh aktifitas fisik, di mana akan lebih tinggi pada saat melakukan aktivitas dan lebih rendah ketika beristirahat. Tekanan darah dalam satu hari juga berbeda, paling tinggi di waktu pagi hari dan paling rendah pada saat tidur di malam hari.
Gejala Penyakit Darah Tinggi (Hipertensi)
Hipertensi sulit disadari oleh seseorang karena hipertensi tidak memiliki gejala khusus. Gejala-gejala yang mudah diamati antara lain yaitu:1. Gejala ringan seperti pusing atau sakit kepala
2. Sering gelisah
3. Wajah merah
4. Tengkuk terasa pegal
5. Mudah marah
6. Telinga berdengung
7. Sukar tidur
8. Sesak nafas
9. Rasa berat di tengkuk
10. Mudah lelah
11. Mata berkunang-kunang
12. Mimisan (keluar darah dari hidung)
Hipertensi dapat diketahui dengan mengukur tekanan darah secara teratur. Penderita hipertensi, apabila tidak ditangani dengan baik, akan mempunyai resiko besar untuk meninggal karena komplikasi kardiovaskular seperti stroke, serangan jantung, gagal jantung, dan gagal ginjal, target kerusakan akibat hipertensi antara lain:
* Otak: menyebabkan stroke
* Mata: menyebabkan retinopati hipertensi dan dapat menimbulkan kebutaan
* Jantung: menyebabkan penyakit jantung koroner (termasuk infark kantung), gagal jantung
* Ginjal: menyebabkan penyakit ginjal kronik, gagal ginjal terminal
Penyebab Penyakit Darah Tinggi atau Hipertensi.
Penyebab hipertensi sering disebut sebagai salah satu penyakit degeneratif. Umumnya penderita tidak mengetahui dirinya mengidap hipertensi sebelum memeriksakan tekanan darahnya. Penyakit ini dikenal juga dapat menyerang siapa saja dari berbagai kelompok umur dan kelompok sosial-ekonomi. Namun lebih banyak ditemukan pada usia lanjut yang merupakan salah satu faktor resikonya.Faktor resiko terjadinya hipertensi, adalah antara lain:
- Stres.
- Faktor Keturunan (Genetik).
- Usia.
- Asupan Garam.
- Gaya hidup yang kurang sehat.
Adanya peningkatan volume cairan tubuh dan tekanan darah yang akan diikuti oleh peningkatan pengeluaran kelebihan zat garam sehingga kembali pada keadaan yang normal. Pada hipertensi essensial kondisi inilah yang terganggu. Pola makan dan aktivitas yang tak seimbang juga memiliki kontribusi yang besar penyebab hipertensi. Kebiasaan merokok, minum minuman beralkohol dan kurang olahraga dapat pula mempengaruhi peningkatan tekanan darah.
Berat badan berlebih apalagi penderita obesitas akan mengalami tekanan darah yang lebih tinggi dibanding dengan mereka yang mempunyai berat badan normal. Peningkatan tekanan darah ini ditemukan sepanjang hari, termasuk juga di malam hari. Apalagi ditambah, tekanan darah selama malam hari sama tingginya dengan di siang hari pada mereka yang mempunyai berat badan berlebih hingga kegemukan. Seharusnya, di malam hari, tekanan darah mengalami penurunan, bilatekanan darah tetap tinggi, keadaan ini dapat menyebabkan gangguan pada jantung.
Hipertensi dapat dikelompokkan dalam dua kategori besar, yaitu primer dan sekunder. Hipertensi primer artinya hipertensi yang belum diketahui penyebabnya dengan jelas. Golongan kedua adalah hipertensi semunder yang penyebabnya boleh dikatakan telah pasti, misalnya ginjal yang tidak berfungsi, pemakaian kontrasepsi oral, dan terganggunya keseimbangan hormon yang merupakan faktor pengatur tekanan darah.
Penanggulangan Penyakit Darah Tinggi
Faktor dominan yang menyebabkan hipertensi adalah pola makan dan aktivitas tubuh. Akibat dua hal seiring bertambahnya usia semakin meningkatkan resiko kemunculan penyakit. Pengendalian hipertensi antara lain yaitu:1. Diet rendah garam, kolesterol, dan lemak jenuh. Mengurangi asupan garam ke dalam tubuh. Harus memperhatikan kebiasaan makan penderita hipertensi. Pengurangan asupan garam secara drastis akan sulit dilaksanakan, jadi sebaiknya dilakukan secara bertahap dan tidak dipakai sebagai pengobatan tunggal.
2. Behenti merokok dan alkohol
3. Latihan fisik secara teratur
4. Menghindari stres. Buatlah suasana yang menenangkan dan lakukan relaksasi-relaksasi rutin setiap hari. Hal ini penting untuk memberi efek ketenangan yang dapat mengontrol sistem saraf sehingga dapat menurunkan tekanan darah.
5. Memperbaiki gaya hidup yang kurang sehat. Penting melakukan olahraga seperti senam aerobik atau jalan cepat sekitar 30 menit sebanyak beberapa kali dalam sepekan.
Pola Makan Mencegah Penyakit Darah Tinggi
Salah satu faktor penyebab utama terjadinya hipertensi adalah asteroklerosis. Kondisi ini disebabkan konsumsi lemak berlebih. Oleh karena untuk mencegah timbulnya hipertensi adalah mengurangi konsumsi lemak yang berlebih selain pemberian obat-obatan bilamana diperlukan. Pembatasan konsumsi lemak sebaiknya dimulai sejak dini sebelum hipertensi muncul, terutama pada orang-orang yang mempunyai riwayat keturunan hipertensi dan pada orang menjelang usia lanjut. Sebaiknya mulai umur 40 tahun pada wanita agar lebih berhati-hati dalam mengkonsumsi lemak karena mendekati menopause.Prinsip utama dalam melakukan pola makan sehat adalah gizi seimbang, di mana mengkonsumsi beragam makanan yang seimbang yaitu:
* Sumber karbohidrat: biji-bijian.
* Sumber protein hewani: ikan, unggas, daging putih, putih telur, susu rendah/bebas lemak.
* Sumber protein nabati: kacang-kacangan dan polong-polongan serta hasil olahannya.
* Sumber vitamin dan mineral: sayur dan buah-buahan segar.
Pola makan sehat bertujuan untuk menurunkan dan mempertahankan berat badan ideal, sehingga dianjurkan untuk menyeimbangkan asupan kalori dengan kebutuhan energi total dengan membatasi konsumsi makanan yang mengandung kalori tinggi dan atau makanan yang kandungan gula dan lemaknya tinggi. Di samping itu, agar melakukan aktifitas fisik yang cukup untuk mencapai kebugaran jasmani yang baik.
HIPERTENSI FAKTOR RESIKO UTAMA PENYAKIT KARDIOVASKULER
Hipertensi adalah faktor risiko utama penyakit-penyakit kardiovaskular yang merupakan penyebab kematian tertinggi di Indonesia. Data penelitian Departemen Kesehatan RI menunjukkan hipertensi dan penyakit kardiovaskular masih cukup tinggi dan bahkan cenderung meningkat seiring dengan gaya hidup yang jauh dari perilaku hidup bersih dan sehat, mahalnya biaya pengobatan hipertensi, disertai kurangnya sarana dan prasarana penanggulangan hipertensi.
Stroke, hipertensi dan penyakit jantung meliputi lebih dari sepertiga penyebab kematian, dimana stroke menjadi penyebab kematian terbanyak 15,4%, kedua hipertensi 6,8%, penyakit jantung iskemik 5,1%, dan penyakit jantung 4,6% (Hasil Riskesdas 2007). Data Riskesdas 2007 juga disebutkan prevalensi hipertensi di Indonesia berkisar 30% dengan insiden komplikasi penyakit kardiovaskular lebih banyak pada perempuan (52%) dibandingkan laki-laki (48%).
Demikian pernyataan Ketua Perhimpunan Hipertensi Indonesia atau Indonesian Society of Hipertension (InaSH) Dr. Adre Mayza, Sp.S(K) saat Pers Conference The 3rd Scientific Meeting on Hypertension, Sabtu, 28 Februari 2009, Hotel Ritz Carlton Jakarta. Prevalensi hipertensi yang tinggi terdapat baik pada populasi laki-laki maupun perempuan, di perkotaan ataupun di pedesaan, dimana semakin tinggi usia semakin tinggi pula prevalensinya atau bertambahnya usia kemungkinan terkena hipertensi juga menjadi lebih besar. Dr. Adre Mayza mengatakan, untuk menanggulangi masalah hipertensi yang semakin meningkat, Perhimpunan Hipertensi Indonesia (InaSH) yang terdiri dari para dokter spesialis mengadakan pertemuan rutin tahunan untuk membuat Konsensus (berupa buku saku) Penanggulangan Hipertensi dan meningkatkan kemampuan dokter umum dalam penanggulangan hipertensi. Pertemuan kali ini merupakan ketiga kalinya yang dihadiri oleh sekitar 1700 orang dari seluruh Indonesia. Tema pertemuan ini adalah “Menurunkan angka kematian dan kesakitan akibat penyakit kardiovaskular dan meningkatkan kualitas hidup sebagai sasaran utama pengelolaan hipertensi”, tambah Dr. Adre Mayza. Menurut Dr. Adre Mayza, InaSH telah bekerjasama dengan Departemen Kesehatan RI untuk membangun sistem penanggulangan hipertensi yang terintegrasi secara holistik dari berbagai tingkat pelayanan dan berbagai bidang spesialisasi. Selain itu, InaSH juga akan membuat pelatihan bagi dokter umum dalam mendiagnosis hipertensi yang benar, membuat laporan, melakukan penelitian-penelitian dalam skala kecil maupun besar yang akan menjadi kredit poin untuk meningkatkan karir atau melanjutkan pendidikan.
Langganan:
Postingan (Atom)